Perjalanan panjang menuju puncaknya para dewa puncak semeru#gunungsemeru part2
Hay apa kabar? Semoga kalian sehat selalu dan selalu
dalam lindungan tuhan yang maha esa.
Gimana sudah tidak sabar membaca cerita lanjutannya? Mari
kita simak sama-sama wkwk
Sesampainya di kalimati kami istirahat sejenak lalu
mebagi rombongan menjadi 2 kelompok , kelompok yang satu bertugas mendirikan
tenda dan kelompok yang satu lagi bertugas untuk mengambil air di sumber mani.
Disini saya kebagian kelompok yang bertugas mengambil air, dengan mebawa 8botol
ukuran 1L dan dirigen ukuran 5L kosong kami bawa dengan daypack kecil. Perjalan
dari kalimati ke sumber mani memakan waktu cukup lama, perjalanan yang diawali
dengan jalanan yanag landai dengan di hiasi savana kalimati punya, setalah itu
memasuki hutan yang tidak terlalu tertutup dengan jalan setapak dengan dihiasi
tali tali plastik yang menunjukkan jalan mengarah kesumber mani. Di sepanjang
jalan kami jarang sekali bertemu pendaki lain hanya beberapa kali saja. Oh iya
anggota yang mengambil air hanya saya, nday dan toge. Sesampainya di sumber
mani hanya ada satu rombongan yang terrsisa di sumber mani itupun rombongan
tersebut sudah mau balik lagi ke kalimati, tak buang buang waktu kami langsung
mengisi botol yang telah kami bawa dari kalimati, di sela sela kami mengisi air
ada dafa, bintang dan ujeng yang datang ke sumber mani ternyata merka menyusul
kami, mereka bertiga pun membawa botol kosong yang mau diisi tak lama rombongan
yang tadi ada di sumber mani pun berpamittan untuk meninggalkan sumber mani,
saat botol sudah terisi penuh saya, nday dan toge kembali ke kalimati tersisa
ujeng, dafa dan bintang di sumber mani. Di perjalan ke kalimati banyak pendaki
yang berpapasan dengan kami tidak seperti kami tadi, kali ini banyak pendaki
yang mengarah ke sumber mani dan setiap berpapasan dengan kami mereka selalu
bertanya “masih jauh mas? Sumber mani?”
seperti pendaki lainnya kami menjawab “engga mas, paling 5menit lagi”
padahal mah masih 15 menit lebih wkwk kami berkata seperti itu bukan untuk
berbohong tetapi untuk memberi semangat untuk mereka. Sesampainya saya di
kalimati tenda sudah berdiri dengan tegak, lalu kami pun merapihkan matras dan
bersiap untuk memasak tak lama kemudian ujeng, dafa dan bintang sampai di
kalimati. Selesai memasak kami bergegas untuk makan, iya dong dimakan masa iya
cuma di masak tapi tidak dimakan sayang sayang bahan bahannya dong mubazir dong
nambah dosa dong udah ga sholat mubazir pula namba aja itu dosa wkwk. Setelah
makan bang fani membuat teh dengan dicampur dengan susu yang rasanya mirip
dengan thaitea kalo kata nday mah emang nikmat banget rasanya (serius enak
banget, bukan enak aja) setelah abis tehnya kami masuk kedalam tenda untuk
tidur (iya dong tidur, masa main mobile legends itu si doi lau yang bilangnya
tidur tapi malah main game wkwk)kami tidur pukul 8 malam cukup awal karena jam
11 malam kami harus bangun untuk makan dan persiapan untuk mucak ke puncaknya
para dewa. Ada hal lucu ketika kami hendak tidur di tenda sebelah yang di
tiduri ujeng, ucok, adi, toge ,bintang, wira, rian dan dafa, wira dan toge(yang
lobang hidungnya sebesar keleleng) yang mencium kentutnya ucok mengalami
mual-mual yang membuat kami semua tertawa terbahak-bahak hingga sakit perut
kami(ahh terlalu lebai) setelah cape ketawa saya memaksa mata saya untuk tidur
agar tidak sulit jika di bangunkan.
Tidak seperti
ekspektasinya bangun pukul 11 malam kami bangun pada pukul 11.30 malam ngaret
30 menit memang tapi tak apa lah jalani saja dari pada tidur lagi yang ada
tidak summit bagaimana tidak, waktu dari kalimati ke puncak mahameru
membutuhkan waktu paling cepat sekitar 6 jam sedangkan di puncak kami tidak
boleh lama-lama hanya boleh sampai pukul 9 pagi jika lewat dari jam 9 pagi
perubahan arah angin akan menuju tepat ke puncak mahameru yang mengakibatkan jika kawah jonggring saloko
memuntahkan abu vulkanik akan mengarah ke tepat ke arah puncak mahameru itulah
sebabnya kami tidak boleh berada di puncak lebih dari pukul 9 pagi. Selepas
mengumpulkan nyawa kami memasak untuk mengisi perut kami agar tidak kosong
ketika summit. Pukul setengah 1 pagi kami sudah siap untuk muncak dengan bekal
4 botol air dan beberapa makanan ringan, oh iya jika kawan-kawan mau ke gunung
semeru dan akan muncak ke mahameru sebaiknya membawa satu orang satu botol air
ketika ingin muncak ini yang sebenarnya di anjurkan oleh petugas TNBTS, tetapi
memang adanya segitu airnya ya sudah di bawa aja dari pada ga bawa sama sekali.
Kami awali summit dengan doa seperti biasa headlamp sudah nyala seperti
semestinya dan kami sudah siap menembus dinginnya malam, berangkat pada pukul
setengah 1 pagi dibilang telat ya engga di bilang tepat waktu juga engga
tergantung kami berjalannya saja seperti apa lambatkah atau malah cepat,
seperti di ketahui kebanyakan orang memulai summit pada pukul 12 kebawah agar
tidak ketinggalan sunsrise tapi kami tidak mementingkan itu yang terpenting
bisa pulang dengan selamat, puncak sunsrise dan keindahan lainnya hanyalah
bonus tujuan akhirnya adalah pulang kerumah dengan selamat. Perjalan di bawah
gelapnya malam membuat jiwa rebahan berdebar-debar rasanya ingin sekali kembali
tidur tapi mau gimana lagi ada tujuan sejak dari rumah yang sudah di niatkan,
selepas kalimati kami memasuki hutan arcopodo dimana di tempat ini memiliki
segudang sejarah yang patut di hormati, disini pula saya sering sekali melihat
tugunya para pendaki yang gugur ketika berkunjung ke puncak para dewa ini tetapi tidak dengan pendaki yang terkenal
dengan keberaniannya yang bernama Soe Hok Gie sepanjang hutan arcopodo saya
tidak melihat tugunya Soe Hok Gie. Jalur yang tapaki berubah menjadi jalur berpasir
bertanda kami sudah dekat dengan batas vegetasi dan disini juga banyak pendaki
yang beristirahat di pinggir jalur terlihat dari raut wajah mereka yang
kelelahan begitu juga dengan wajah wajah teman-teman saya yang mengeluarkan
keringat tidak hanya teman-teman saya, sayapun sama sama kelelahan. Setelah
beristirahat sekitar 20 menit kami melajutkan perlajanan kami jalur yang
tadinya masih dihiasi pepohonan berubah menjadi jalur yang dihiasi dengan
gemilangnya bintang terasa angin yang kencang menghebus langkah kami dingin
terasa hingga ke kulit kami membuat kami sedikit-sedikit berhenti bagaimana
tidak jalur yang berpasir sangatlah menyulitkan naik 2 langkah turun 1 langkah
untung saja saya pakai gaiter sehingga pasir-pasir itu tidak masuk kedalam
sepatu saya kalau tidak sangatlah meribetkan. Kami yang membawa wira yang
memiliki tubuh yang tambun memaksa kami berjalan pelan apalagi ini kali pertama
wira mendaki gunung, tetapi semangatnya yang ingin memberikan ucapan di puncak
untuk sang kekasihnya membuat ia terus berjalan sampai ketika rombongan kami
terbagi menjadi 2 rombongan, rombongan pertama ada saya, bang fani, nday, toge,
rian dan bintang, dan rombongan kedua ada ujeng, ucok, adi, dafa dan wira.
Rombongan saya berjalan di depan dan rombongan ujeng ada di belakang, di tengah
perjalan kami baru teringat kalau kami tidak membawa bekal air, air bekal
bawaan kami ada di daypack yang di bawa dafa ini sangat menyusahkan kami
berjalan tanpa air minum dan ini memaksa kami untuk selalu minta air kepada
pendaki lain yang membawa minum wkwk tapi tak apalah. Kami berjalan perlahan
tidak terburu-buru sekalian menunggu rombongan ujeng, tetapi rombongan ujeng
tak kunjung menyusul kami, lalu kami berjalan perlahan-lahan seiring toge yang
ribut kedinginan ini memaksa kami untuk terus berjalan agar tubuh kami tetap
hangat, tetapi sesekali kami istirahat cukup lama dibalik batu besar agar tidak
tertiup angin tapi sialnya ketika istirahat lama saya selalu ketiduran bukan
tanpa sebab apa karena memang mata ini tak kuat menahan kantuk yang ditahan tak
hanya kantuk yang kami tahan tetapi juga dahaga kami yang sudah mengering
untung saja saya bawa apel yang kami bawa dari tumpang sehingga cukup untuk
menghilangkan dahaga kami ber6(yaaaa kami memakan apel ini dengar cara
mengeliling wkwk). Kami berjalan sedikit demi sedikit semakin tinggi kami naik
semakin semakin turun suhu yang kami rasakan, seiring kabut yang datang pergi
sesuka hatinya macam gebetanmu itu, semakin kencang angin yang meniup kami
semakin lelah juga kami baik tenaga maupun mental bagaimana tidak lemah mental
kami setiap kami melihat keatas cahaya headleamp pendaki lain bukannya semakin
dekat malah semakin jauh. Hingga tiba ketika saya berpisah dengan bang fani dan
yang lainnya, saya dan bintang berada sedikit di depan bang fani, rian, nday
dan tegar namun kelamaan semakin jauh seiring saya mengikuti langkah bintang
dengan semangat bintang yang tak ada abisnnya, di sepanjang jalan kami selalu
berlempar pertanyan denngan pendaki lain mulai nanya asal sampai hal hal yang
aneh untuk di bahas wkwk. Tak lama sang fajar mulai keluar dari sudut cakrawala
dan membuat terhenti langkah saya untuk menikmati san fajar pagi tetapi bintang
malah semakin ngebut jalannya katanya “lebih baik nikmati di puncak soalnya
puncak sudah dekat” dengan bertanda adanya bendera merah putih tepat dia atas
saya ya sudah lanjut. Tepat pada pukul 6.20 kami berdua sampai di puncak lalu
disusul dengan bang fani, nday, rian dan toge. Hal pertama yang di lakukan
bintang ialah meminta tolong kepada saya untuk memfotokannya dengan backgroun
belakang mentari pagi dengan bendera merah putih yang saya bawa diikat di
trackkingpool menambahkan kesan istimewah dan hal paling pertama dilakukan rian
adalah mencari orang yang membawa minum wkwk terlihat jelas kalau dia sangat
kehausan sedangkan toge dia sangat menahan dinginnya puncak mahameru memang
sangat dingin begitu juga yang saya rasakan sangat dingin macam sikap gebetanku
hahaha bucin sekali memang. Di sela sela kami berfoto terdengar suara ledakan
seperti suara bom namun anehnya pendaki lain bukannya lari dari sumber suara
tapi malah ramai ramai mendekati sumber suara itu, ternyata sumber suara
tersebut berasal dari kawah jonggring saloko yang memuntahkan asap yang tebal
yang membuat pemandangan yang sangat epic tidak buang waktu kami pun ikut
mendekainya untuk berfoto karena ini memont yang sangat langkah yang jarang ada
di gunung gunung lainnya. Pada pukul setengah 7 ujeng dan yang lainnya sampai
puncak padahal di benak pikiran saya kalau rombongan ujeng sudah turun
kekalimati karena sudah lumayan lama kami di puncak tetapi mereka belum juga
sampai, tetapi pikiran saya salah mereka semua sampai puncak rasa bangga karena
kita semua bisa sampai ke puncaknya para dewa puncak mahameru gunung semeru. Sesekali
bunyi ledakan terdengar dari kawah jonggring saloko yang mengeluarkan asap
yanng menambahkan kesan yang luar biasa yang membuat kami semua berebut untuk
minta di fotoin dengan backgruond asap yang keluar dari kawah jonggring saloko
dan pada akhirnya kami semua berfoto bersama dengan minta tolong untuk di
fotoin oleh pendaki lain. Setelah cukup banyak memakan memori handphone dan
kamera saya, bang fani, nday, rian dan toge turun terlebih dahulu di bandingkan
dengan yang lain. Di tengah perjalan kami yang awalnya berjalan berdempetan
mulai renggang kerana jika berdempetan debu yang di hasilkan orang depan akan
langsung ke orang d bilakangnya sehingga kami semua menjaga jarak agar tidak
terkena debu, bukan masalah apa jika terkena debu otomatis mata kita kelilipan
debu tersebut maka dari itu kami menjaga jarak. Turun tanpa membawa air sangat
melelahkan sungguh!! Naik tanpa air turunpun tanpa air. Pada sampai kalimati
saya langsung saja menghampiri warung penjua semangka karena sudah tak tahan
menahan dahaga, tak lama saya kembali ketenda dan disana sudah ada bang fani
yang sudah ada sedari tadi katannya, tak lama tegar dan rian datang dan ikut
santay di depan tenda setelah cukup lama kami di luar tenda akhirnya kami memutuskan
untuk masuk ke dalam tenda dengan syarat membersihkan dulu debu dan kotoran
yang ada dalam badan kami. Tak lama kami berada di dalam tenda ujeng dan yang
lainnya sampai dengan wajah yang kelelahannya, lalu dengan inisiatip saya,
nday, toge dan rian mengambil air di sumber mani dan yang lain berkata akan
menyusul. Sesampainya di sumber mani kami semua langsung mencuci muka disana
dengan air yang sangat menyegarkan lalu mengambil air ke dalam botol yang telah
kami bawa untuk bekal turun kami, disela sela kami mengambil air ujeng dan yang
lain datang lalu mecuci muka mereka seperrti yang kami lakukan sedari tadi
sebelum mereka datang, merasa air yang kami bawa sudah cukup untuk bekal turun
kami kami pun meninggalkan sumber mani itu lalu menuju kalimati. Sesampainya di
kalimati tidak membuang waktu kami bergegas untuk memasak sebelum perjalan
turun. Sebenarnya waktu simaksi kami adalah 4hari 3malam tetapi jika kami
sampai ranukumbolo masih siang kami akan melanjutkan ke ranupani agar lebih
banyak waktu istirahat kami di ranupani. Setelah makan kami packing tenda dan
carrier kami dan berdoa untuk turun dengan harapan kami sampai ranukubolo masih
siang agar bisa melanjutkan ke ranupani.
Karena banyak perkerjaan sekolah yang harus saya kerjakan
saya hanya bisa menceritakannya sampai sini dulu esok saya akan ceritakannya
lagi perjalanan mulai dari kalimati lalu melimpir ke malang lalu ke jogja
sampai uang saya abis ketika masih di lebak bulus.
Sekian cerita kali ini mohon maaf jika ada salah
pengetikan, karena saya juga manusia tak luput dari kesalahan dan saya juga
mohon maaf jika cerita ini sangat menggantung wkwk sengaja saja agar kalian
semua yang membaca penasaran akan cerita selanjutnya. Sabar sabar oke wkwk
Mari kita rawat alam kita, bumi kita dan tanah air yang
kita cintai.
Salam lestari
Salam literasi
Sampai jumpa, kiss.
Komentar
Posting Komentar