Sejauh kaki melangkah seluas mata memandang #gunungmerbabu

Sejauh kaki melangkah seluas mata memandang #gunungmerbabu

Berawal dari sebuah percakapan di grup WhatsApp saya , dimana teman teman saya ingin sekali mendaki, lalu saya menyarankan ke gunung Merbabu merekapun setuju dengan pendapat saya untuk mendaki gunung Merbabu. Hal hasil saya pun di tunjuk untuk mencari jadwal yang pas dikarenakan saya dan teman teman saya semua masih seorang pelajar yang mempunyai kewajiban untuk belajar.

Singkat cerita, saya memutuskan untuk berangkat pada tanggal 27 Maret 2019, merekapun setuju dengan pendapat saya. Lalu saya menjelaskan rimet perjalanan  kepada teman teman saya merekapun mengerti dan setuju setuju saja dengan rencana perjalanan yang saya buat.

Pada hari H saya di samper teman saya yang bernama Babang, iya Babang yang pernah saya ajak ke gunung gede waktu itu. Babang menjemput saya menggunakan sepeda motor menuju rumahnya Nday, iyaaa Nday yang waktu itu ikut saya juga ke gunung gede. Kenapa saya kerumahnya Nday? Karena Babang ingin menitipkan motornya di rumahnya Nday. Sesampainya saya dan Babang dirumahnya Nday, saya langsung mengabari Nday yang masih ada didalam rumahnya, Nday pun keluar ternyata dia sudah menunggu saya dari tadi, tak banyak basa basi saya langsung pamitan dengan orang tuanya Nday dan lalu jalan menuju stasiun Serpong menaiki angkutan umum atau biasa di sebut angkot lebih tepatnya angkot Roni hehehe orang Tangerang pasti tau dong angkot ini, angkot yang kalo jalan selalu ngebut, apalagi pas naik angkot ini terus lewat jl. Pahlawan seribu itu seperti kita naik mobil balap di film film. Sesampainya saya Nday dan Babang distasiun sudah ada teman teman saya lainnya. Oh ya kali ini saya berangkat dengan Nday Babang Gilang Ifan dan putra dan Ini adalah pendakian perdana bagi Ifan dan putra. Pada pukul 7.30 kami berangkat dari Stasiun Serpong menuju Stasiun Pasar Senen. Dan sampai pada pukul 9.25 sedangkan waktu keberangkatan dari Stasiun Pasar Senen menuju Stasiun Lempuyang Jogja itu pukul 11.20 cukup awal memang kami sampai di Pasar Senen tapi tidak masalah lebih baik menunggu dari pada ketinggalan kereta. Biaya kereta dari Stasiun Pasar Senen menuju Stasiun Lempuyang Jogja itu seharga 70-80 ribu rupiah itu yang paling murah soalnya kami sudah boking dari jauh jauh hari sebelum keberangkatan. Pada pukul 11.20 kereta membawa kami menuju Stasiun Lempuyang Jogja. Dan sampai pada pukul 19.45  sesampainya di Stasiun Lempuyang Jogja kami semua tak lupa menunaikan ibadah sholat isya sebagai kewajiban kami seorang muslim. Karena waktu sholat Zuhur Ashar dan Maghrib kami di dalam kereta kami pun tidak solat dikarenakan kami kurang paham tentang tata cara shalat di
 Saat perjalanan jauh. Setelah sholat saya lalu mengabarkan sodara saya yang ada di Jogja tepatnya di daerah Keraton Jogja. Lalu saya pun berangkat menuju rumah sodara saya menggunakan gocar. Sesampainya saya dirumah sodara saya, saya di peluk mesra dengan kasih sayangnya karena sudah bertahun tahun tidak berjumpa dengannya ini bukan lebih tapi ini tentang rindu yang terpendam selama bertahun tahun. Setelah itu kami bernostalgia dengan masa masa kecil kami di rumah nenek canda dan tawa yang dulu pernah kami lewati bersama. Setelah bernostalgia dan bercanda tawa sayapun mencari Indomaret untuk membeli logistik dan gas portabel,setelah membeli logistik sayapun di ajak keliling Jogja melihat keramaian alun alun Jogja dan keraton Jogja. Setelah keliling keliling pada pukul 12.30 malam. Saya juga dan teman teman saya menyiapkan diri untuk istirahat karena besok saya akan mendaki.

Pada pukul 6.00 pagi waktu setempat saya terbangun dan terkejut saya melewatkan waktu subuh dimana itu adalah kewajiban saya. Lalu mandi dan packing ulang carrier saya. Lalu menyiapkan diri untuk berangkat ke basecamp gunung Merbabu via selo. Berpamitan dahulu dengan sodara saya lalu berangkat pada pukul 8.00 pagi menggunakan gocar dengan biaya 250 ribu rupiah dan sampai basecamp pada pukul 11.50. langsung memesan makanan dan sholat zhuhur. Pada pukul 13.30 kami start treckking, mengurus simaksi sebesar 15.000, briefing dahulu dengan Gilang dan Babang di depan Ifan dan putra di tengah lalu Nday dan saya di belakang dan tak lupa kami meminta doa kepada sang pencipta agar di berikan keselamatan, kelancaran saat mendaki dan tidak terjadi apa apa. Setelah itu kami mulai start treckking dengan berjalan santai dengan treckking poll kami. Baru saja berjalan beberapa puluh meter dari basecamp teman kami yang bernama putra sudah tak tahan lagi untuk membuang hajatnya kami pun berhenti dan menunggu putra selesai dengan urusannya dan saya mengingatkan putra untuk mengubur semua kotorannya. Selesai putra membuang isi dalam perutnya kami pun berjalan lagi dan baru beberapa ratus meter sebelum pos 1 putra lagi lagi berhenti karena dia sudah tidak kuat lagi dengan berat carrier yang dia bawa, saya pun menyuruh Ifan untuk menukar carriernya dengan putra. Setelah itu kami pun melanjutkan pendakian baru berjalan beberapa belas meter putra kembali berhenti karena sudah tidak kuat untuk melanjutkan pendakian kami pun menyemangatinya tapi ia sudah benar benar tidak kuat, lalu saya menyuruhnya untuk duduk dan melepaskan carrier yang ia bawa dan saya meminta untuk membawakan carriernya, setelah itu kami melanjutkan perjalanan kami di pertengahan jalan Babang pun berhenti dan karena minyak untuk masak kami di begal oleh monyet Merbabu lalu Nday pun meminta monyet tersebut untuk barter dengan sebuah roti isi, Nday berbicara dengan monyet tersebut lewat mata dan turun ke hati eaea. Setelah menukar minyak dengan roti kami pun melanjutkan pendakian kami dan sialnya monyet yang tadi mengikuti jejak kami. Dan lagi lagi monyet itu seperti meminta sesuatu baru saja Nday mengeluarkan roti tawar monyet itu seakan akan mengambil ancang-ancang untuk luncat hal hasil Nday pun reflek dan melemparkan roti itu ke putra putra pun melemparkan roti itu ke saya dan saya pun melemparkan roti itu jauh dari kami, saya tidak mau mengambil resiko untuk memberi setengah setengah ke monyet tersebut dari pada monyet itu loncat ke saya lebih baik saya melemparkan roti itu semuanya, lebih baik saya kehilangan roti itu di banding saya yang di gigit. Setelah mendapat roti tawar yang masih utuh monyet itu pun pergi, emang sial monyet itu di kasih roti mahal ia malah pergi di kasih roti murah ia minta lagi dasar monyet. Tak lama monyet itu pergi turun lah hujan, hujan yang lumayan deras memaksa kami untuk menggunakan jas hujan. Setelah menggunakan jas hujan kami pun melanjutkan pendakian dan sampai di pos 1 pada pukul 15.00 karena kami masih kuat dan putra Setelah kembali berjalan dengan lancar kami pun langsung menuju pos 2, dipertengahan pos 2 kami berhenti di karena sudah waktunya sholat ashar dan hujan pun melanjutkan sudah reda disini pun Merapi yang sudah terlihat gagah dengan kabut kabut lembut. Setelah itu kami pun melanjutkan pendakian kami dan sampai di pos 2 pada pukul 17.05 beristirahat dan memasak mie instan untuk mengganjal perut kami yang mulai keroncong, disini kami bertemu dengan 2 pendaki asal Semarang dan 8 pendaki asal Jakarta. Setelah bersantai lama kami pun melanjutkan pendakian kami pada pukul 18.00 disini kami lupa untuk sholat Maghrib dan pendakian dari pos 2 ke pos 3 dekat ini terasa lama sekali. Sampai pos 3 pada pukul 18.50 istirahat sejenak lalu melanjutkan pendakian menuju pos 4/sabana 1 disini rasa lelah mulai menguasai tubuh kami. Pada pukul 20.10 kami sampai di pos 4 dikarenakan situasi sudah tidak kondusif untuk melanjutkan pendakian menuju pos 5 di karenakan hari yang makin teraman dan putra yang sudah tidak kuat kami pun memutuskan untuk bermalam di pos 4 tidak basa  basi kami pun membuat tenda dan memasak bahan bahan makanan yang sudah kami bawa dari rumah. Jarum pendek jam sudah menunjukkan pukul 9 malam waktunya untuk beristirahat.


Pada pukul 3.20 pagi saya terbangun dan melihat teman teman saya masih terlelap dalam tidurnya masing masing, ketika itu saya kebelet kencing karena di sekitar saya tenda saya hanya ada 1 kelompok pendaki itupun mereka ngecamp cukup jauh dari tenda saya sehingga saya kencing di belakang tenda hehe. Ketika keluar tenda terkejut saya ketika melihat keindahan paparan bintang di langit dan gagahnya gunung Merapi yang terlihat di seberang sana. Tak lama lama saya diluar tenda saya langsung masuk lagi ke dalam tenda karena diluar tenda cukup dingin sehingga memaksa saya untuk kembali ke dalam tenda. Setelah didalam tenda saya tidak bisa tidur lagi dikarenakan  malam sudah ingin pergi. Saya membangunkan teman teman saya baru kali membangunkan teman teman saya biasa selalu yang di bangunkan, tetapi teman teman saya tak kunjung bangun sedangkan jarum jam sudah mengarah ke angka 4 tapi teman teman saya masih terlelap dalam tidurnya. Seketika saya pun hampir ketiduran lagi tetapi salah satu handphone teman saya berbunyi dengan lantang sehingga saya dan teman teman saya terbangun. Karena sudah pada bangun saya mengajak Ifan untuk memasak mie instan untuk mengganjal perut kami sebelum memuncak. Seketika kami sedang masak terlihat beberapa pendaki yang melewati tenda kami dan menyapa kami, kami pun menyapa balik dan menawarkan makan bersama tetapi pendaki itu menjawab kalau mereka sudah makan dan mereka pun izin untuk duluan yasudah kami persilahkan, kamipun melanjutkan untuk makan. Setelah makan, jam sudah menunjukkan pukul 4.45 pagi saatnya untuk kami berberes dan bergerak menuju puncak tapi sayang salah satu teman saya yang bernama putra tidak ikut dalam perjalan menuju puncak ia memutuskan untuk diam di dalam tenda karena ia merasa tidak kuat melanjutkan pendakian menuju puncak yasudah kami izin untuk muncak ia pun mempersilahkan. Baru jalan sebentar sang Surya mengungkapkan dari kejauhan dengan awan yang berwarna orange memaksa kami untuk menikmati keindahannya. Kami pun tak luput untuk mengabadikan momen ini dengan kamera ponsel kami. Setelah puas kami pun melanjutkan pendakian kami menuju puncak, menaiki bukit lalu menuruni bukit dan sampai pada pos 5 yang sering disebut sabana 2 pada pukul 6.02 tak lama beristirahat kami pun melanjutkan pendakian menuju puncak dengan melewati tanjakan yang lumayan terjal dan membuat kaki sedikit pegal. Di tengah pendakian kami teringat kalau kami belum sholat subuh dan semalam pun tidak sholat isya nambah lagi saja dosa kami tak banyak memikirkan kami fokus lagi pada pendakian menuju puncak karena matahari sudah kian tinggi. Cukup panas matahari pagi ini dan memaksa kami untuk berteduh di bawah pepohonan disitu juga kami bertemu pendaki asal Jakarta Utara yang berpisah dengan teman temannya yasudah kami ajak berjalan bareng.

Setelah berjam jam berjalan akhirnya kami sampai di puncak kentengsongo dengan ketinggian 3142 meter diatas permukaan laut pada pukul 7 pagi. Semua jerih payah, cape, kesal terbayar dengan apa yang terpapar dalam pandangan kami, gunung gunung di Jawa tengah terlihat jelas bahkan ganas runcingnya Semeru terlihat di ujung mata memandang di arah timur dan gagah sang atap Jawa tengah terlihat di ujung barat sana. Kami pun tak enggan untuk menikmati keindahannya dengan secangkir kopi yang menemani keindahan alam yang diciptakan untuk manusia. Kami pun tak lupa untuk mengabadikan semua momen di puncak Kentengsongo ini sebelum kami menginjakkan kaki ke puncak sebelahnya yaitu puncak triangulasi dengan ketinggian sama dengan puncak kentengsongo yaitu 3142 meter diatas permukaan laut. Kami sampai di puncak triangulasi dengan waktu tempuh tidak terlalu lama sekitar 5-10 menit saja, di puncak triangulasi kami tidak berlama lama hanya sekedar berfoto lalu turun. Di tengah perjalanan turun kami kehabisan air dan memaksa kami untuk berjalan turun tanpa minum dan saya ingat persediaan air yang ada di tenda tinggal 3 botol air ukuran 1L semoga itu cukup sampai basecamp. Ketika sampai di tenda pada pukul 9.40 saya beristirahat dan tidur tidur santai di alam terbuka di bawa flyset  dan dialasi dengan matras. Ketika jarum jam sudah menunjukkan pukul 11kami pun memasak makanan untuk mengisi perut kami sebelum turun gunung. Setelah makan kami santai santai dahulu, membuka tenda dan lalu mempackinh carrier kami masing masing.

Pada pukul 1 siang kami pun turun menuju basecamp dengan sisa air 1 botol ukuran 1L dan tidak lupa kami awali dengan berdoa, agar di beri keselamatan, kelancaran, dan tidak terjadi apa apa. Perjalan turun cukup cepat berjalan dngan kondisinya putra yang kian pulih, perjalanan turun kami jarang sekali istirahat dan hanya sesekali kami istirahat di pos 3 dan di pos 2 itupun tidak lama hanya sekitar 5 menit kami sudah berjalan lagi. Di pertengahan pos 2 dan pos 1 lagi lagi kami di hadang dengan yang punya kawasan hutan Merbabu tidak lain tidak bukan adalah monyet kali ini dia dengan teman temannya ada sekitar 5-10 monyet yang menghadang kami kami pun mengeluarkan biskuit dan memberikannya dengan cara melempar saya tau ini tidak sopan tapi bagaimana lagi apa bila saya memberinya dengan cara mengasih dari tangan ke tangan apa tidak bahaya, setelah itu kamipun berjalan sesekali saya melihat kebelakang takut sang monyet kembali mengikuti saya. Kami terus berjalan, tak terasa kami pun sampai di pos 1, dan air bekal kami dari pos 4 sudah habis sehingga kami beristirahat tanpa minun, kami tak sabar sampai basecamp dan membeli air minum. Lalu tak banyak basa basi kami melanjutkan perjalanan menuju basecamp. Sampai di basecamp pada pukul 3.29 sore. Membeli minum lalu memesan makan, karena kami semua sudah lapar.

Pada pukul 18.30 kami mencarter mobil menuju Jogja kerumah sodara saya. Sesampainya di rumah sodara saya pada pukul 9 malam, saya ditanya "kenapa tidak mengabari waktu sampai basecamp dan waktu turun, membuat khawatir saja". ucapnya. Lalu saya jawab saja di sana tidak ada sinyal hehe. Tak lama kami  pun mandi dan membersihkan kotoran yang melekat di tubuh kami, ett jangan salah paham dulu kami mandinya ganti gantian kok ga bareng bareng. Setelah mandi jarum jam sudah menuju angka 12 malam kami pun tidur. Dan terbangun di pagi hari dan kami terkejut saat lihat jam yang sudah pukul 6 pagi kami pun ketinggalan Sholat subuh dan kami teringat bahwa kemarin kami tidak menunaikan kewajiban kami sama sekali, ya ampun maafkan kami ya Allah kami telah meninggal sholat ya Allah.

Tak lama menyesalinya karena manusia tak pernah luput dari kesalahan. Setelah itu kami makan yang di siapkan oleh sodara saya. Setelah makan kami pun asik bercerita dan tertawa lepas tentang apa apa yang baru saja kami lalui. Setelah itu saya dan om saya pergi membeli tiket bus di karenakan kami sudah ke habisan tiket kereta. Setelah membeli tiket bus saya di ajak keliling Jogja dengan sepeda motor om saya dan sampai rumah sodara saya pada pukul 14.30 dan harus mandi lalu siap siap karena jam 15.30 kami harus sudah sampai ke agen bus yang tadi saya beli tiket bus.

Singkat cerita pada pukul 15.30 kami sampai di agen bus tersebut kami menunggu cukup lama hingga pukul 17.00 baru bus yang saya pesan datang padahal di jadwalnya keberangkatan kami itu pukul 16.00, malangnya kami terkena php supir bus. Bus melalu dari Jogja menuju Tangerang pada pukul 17.00 kami memesan bus sore agar kami sampai di Tangerang pagi hari tapi apa daya pada daya bus yang kami taiki mogok dan harus menunggu sampai bisa jalan lagi dan disitu juga kami baru ingat kalau kami tidak sholat lagi astaghfirullah tambah banyak dosa kami, ampuni kami ya Allah. Memang bener manusia tak luput dari khilafnya. Bus mulai jalan lagi pada pukul 4 pagi cukup lama kami kegerahan, bukan kami si tapi teman teman saya karena saya tertidur pulas dan tak sadar kalau bus tersebut mogok hehehe maklum efek cape abis turun gunung hehehe. Kami sampai di terminal pasar Lembang Ciledug pada pukul 9 pagi dan karena kami uang bawaan kami sudah hampir habis terpaksa kami tidak memakai jasa gocar dan perjalan dari pasar lembang kami menumpangi mobil pickup. Dari terminal pasar Lembang Ciledug kini kami tidak beenam lagi di karenakan teman kami putra di jemput di terminal pasar Lembang Ciledug. Kami menumpang pick up tidak langsung ke tempat tujuan kami, kami harus turun lalu naik turun lalu naik begitulah jalannya Sampai pada pukul 11.20 kami berlima sampai di rumah saya beristirahat lalu satu persatu teman teman saya di jemput oleh keluarganya dan perjalanan kali ini telah usai, senang bisa kembali lagi dalam dekapan hangat ibu dan bertemu teman teman lainnya.



Sekian dari cerita saya dan teman teman saya.

Saya ucapkan terimakasih telah mau membaca dan berkunjung.

Mari kita rawat alam kita, bumi kita dan tanah air kita.
Salam lestari
Salam literasi
Sampai jumpa, kiss.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

macam-macam posisi pemain futsal

Sebuah rindu dan candu pada surken #gununggedepangrango